Kisah Orang Tua & Putranya Yang Cacat

Posted By : Posted on - 12.38 with No comments
Seorang prajurit akhirnya pulang setelah hampir 3 tahun bertempur di Afghanistan. Sesampainya dia tiba di markas tentara di San Francisco ia menghubungi kedua orang tuanya melalui telpon. "Ayah dan ibu, aku akan pulang ke rumah, tapi aku memiliki satu permintaan yang agak berat. Aku memiliki seorang teman saya ingin ajak pulang dengan saya kerumah, bolehkah?." "Tentu saja," jawab mereka, "kami akan senang bertemu dengannya."

"Namun ada sesuatu yang harus Ayah dan ibu yang harus ketahui," anak itu melanjutkan, "ia terluka cukup parah dalam pertempuran. Dia menginjak ranjau yang dipasang militan dan terluka parah sampai ia kehilangan lengan dan kakinya. Dia tidak memiliki tempat lain untuk pulang dan saya ingin dia tinggal bersama kita. "

"Saya menyesal mendengar itu, nak. Mungkin kita dapat membantunya menemukan tempat tinggal yang lebih cocok untuk ia tinggal." "Tidak, Ayah, aku ingin dia tinggal bersama kita."

"Nak," kata sang ayah, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta itu terlalu berat. Seseorang dengan cacat seperti itu akan menjadi beban yang berat pada kita. Kita memiliki kehidupan kita sendiri untuk hidup, dan kita tidak bisa membiarkan sesuatu seperti ini mengganggu kehidupan kita. Ayah pikir kamu hanya harus pulang dan melupakan orang ini. Dia akan menemukan cara untuk hidup sendiri. "

Kisah Orang Tua & Putranya Yang Cacat

Pada saat itu, sang anak menutup telepon, dan orang tua ini tidak mendengar kabar apa-apa lagi dari dia. Beberapa hari kemudian, mereka menerima telepon dari polisi San Francisco. Anak mereka telah meninggal setelah jatuh dari sebuah gedung berlantai sembilan, begitu mereka diberitahu. Polisi percaya dan menduga bahwa anak ini bunuh diri.

Orang tua ini begitu bersedih dan berduka terbang ke San Francisco dan menjenguk di kamar mayat sebuah rumah sakit untuk mengidentifikasi tubuh anak mereka. Mereka mengenalinya, tapi mereka kaget dengan apa yang terjadi dengan tubuh putra mereka, putra mereka hanya memiliki satu tangan dan satu kaki.

"Orang tua dalam cerita ini seperti kebanyakan dari kita. Kita akan sangat mudah untuk menerima dan menyayangi orang orang yang memiliki banyak kelebihan, namun kita akan merasa berat untuk menerima dan menyayangi orang yang memiliki kekurangan, menyusahkan kita atau membuat kita merasa tidak nyaman.

Ubahlah pemikiran kita, mereka tidak ingin seperti itu hanya keadaan yang membuatnya terlahir atau sesuatu hal yang membuat mereka memiliki kekurangan dibandingkan dengan orang normal lainnya. Hari ini berdoalah kepada Tuhan dan meminta untuk diberikan kekuatan yang Anda butuhkan untuk menerima orang apa adanya, dan untuk membantu kita semua menjadi lebih memahami mereka yang berbeda dari kita."

G+

Jika Anda merasa Artikel di blog ini berguna dan mencerahkan, Silahkan share di media sosial melalui tombol diatas agar membantu pembaca lain tercerahkan, Atau jika artikel ini bermanfaat silahkan muat ulang namun hargailah dengan menempatkan link web blog ini, Menghargai karya orang lain sama halnya menghargai diri Anda sendiri,Terima kasih!
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar